Dear,
Bukan waktu singkat aku dan kau hingga di tempat ini
Bukan selalu melewati hari cerah kita berjalan hingga di tempat ini
Banyak petir menggelegar, banyak hujan badai menghantam
Sekedar menguji apakah aku dan kau hingga di tempat ini, terus bersama hingga di surga nanti
Selalu bersama sampai matahari berubah petang lalu kelam
Pernahkah kau sadari, seletih apa kaki kita melangkah
Menyusuri setiap peluh juga tawa riang
Mengais setiap tusukan juga pelukan
Bukanlah dendam yang ingin kukenang
Namun kecupan yang ingin kusimpan
Bertabur dan berhias keikhlasan dan berkah
Dengar sayang,
Bila waktu berputar dan kau mengingkar
Betapa hancur lebur jiwa serta raga
Rasakan sayang,
Andai buih kebohongan meluruh di sisi hati
Betapa pedih pilu meradang
Aku tetap manusia biasa
Dengan canda manja dan amarah
Aku tetap lelaki setia
Walau kau melupa meski sesaat
Dan aku tetap ingin memelukmu
Demi segenap rindu yang mengiris kalbu
Lalu merapuh
Seandainya aku menua, hingga tiada lagi daya
Adakah kau setia bersamaku, memeluk tubuh yang kian merapuh
Seandainya Sang Kholiq mengambil kembali jemariku
Adakah kau sudi menyisirkan rambutku
Adakah kau tetap bersamaku, dengan senyum dari lubuk hatimu?
Ataukah kau berteriak kencang, HANYA MIMPI, Gun
Lalu kau berlari sejauh mungkin dari rengkuhanku
Disini menunggumu, memohon senyum keindahanmu
Puluhan waktu menunggumu, meminta sentuhan hati terlembutmu
Sadarlah sayang,
Adalah kau yang hadir di semua mimpi indah bahkan mimpi burukku
Atas semua bentangan waktu yang berjajar rasa sakit dan kebanggaanku akan dirimu
Aku berharap untuk selalu memelukmu ketika setiap detik berdetak bersamamu
Aku berharap untuk selalu menyentuhmu ketika kau bermuram meragu
Aku berharap untuk selalu membelaimu ketika kau terbaring dalam sedihmu
Aku berharap untuk bisa berikan tubuhku ketika kau marah dan ingih menjauh
Dan,
Aku berharap akan pelukanmu ketika letih kakiku
Aku berharap akan candamu ketika aku melempar amarah padamu
Aku berharap belaianmu ketika aku membeku dalam keras kepalaku
Aku berharap kecupanmu ketika aku merasa cemburu, dan teriaklah pada dunia bahwa aku hanya milikmu
Aku berharap senyummu ketika aku bertanya mengapa dunia jahat padaku
Aku hanya mengharapmu,
Namun bila Sang Kholiq bertanya padaku,
Andai aku boleh meminta; bersamamu atau berpisah darimu
Aku akan menjawab,
Aku ingin bersamamu, hingga ajal ini menjemputku..
Labels: Puisi
1 Comment:
-
- Bung Sigit said...
April 6, 2009 at 1:40 PMwah yang lagi kasmaran...berbunga - bunga. bermekaran dimana. wangi. gimana rasanya ya mas..lom pernah sie aq jadi ga tau...hheheheh